Tak Seperti Cinta Yang Lain

Sabtu, 02 November 2013

0 komentar
Bukanya aku ingin mengeluh
Tak ada maksudku untuk tidak mensyukuri hubungan kita
Hanya...
Terkadang aku iri
Aku iri melihat wanita lain
Ketika mereka tersenyum bahagia ketika mendapat bunga dari pasangannya
Atau mendapat hadiah yang sengaja diletakkan didepan pintu
Atau kejutan-kejutan manis lainnya
Sedangkan aku
Jangan kan mendapat bunga
Kau datang menemuiku pun nggak
Bukanya aku ingin mengeluh
Atau aku tidak terima
Atau aku tidak bersyukur dengan kita yang sekarang
Tapi ...
Aku juga ingin mendapat bunga seperti mereka
Aku juga ingin tiba-tiba kau datang dan bilang ‘aku didepan kosan nih’
Tapi lagi-lagi aku harus sadar
Itu hal yang tidak mungkin
Karena jarak belum merestui kita untuk itu
Dan aku harus terus bersabar
Sampai jarak merapat dengan sendirinya

Semua Tentang Kita

Selasa, 29 Oktober 2013

0 komentar
Maret 2012
Foto ini tepatnya diambil waktu kita pertama kali jalan bareng. yups.. PERTAMA KALI..
itu waktu kita pergi ke pasar malem. *sampe sekarang masih suka aja kalo diajak kepasar malem*
kita emang udah akrab waktu itu.. tapi kan akrabnya via chatting aja
waktu ketemu langsung... SUMPAH.. itu gugup banget.. *ya walaupun sekarang masih suka gugup sih* tapi beneran waktu pertama kali jalan sama dia itu gugup setengah mati..
gak tau mau ngomong apa..
mana dia kan orangnya adem-adem aja.
jadi kalo sama-sama diem suasanyanya jadi krik krik gitu.
tapi bisa dibilang first date nya sukses lah ya.. *yuhuuuu*






Agustus 2012
jadi ceritanya ini waktu kita buka puasa tahun lalu, buka puasa pertama aku sama diaaaa... masih nggak nyangka bisa buka puasa bareng dia
sama temen-temen
ada zeni, okti, ratih, ika, tia, ada ratna sama temen tetangga juga nia namanya
waktu itu juga ngundang temen-temen SD kita yang cowok ada ipan, dimas, sama ricky
kalo diinget-inget lucu juga sih,. ipan lagi deket sama zeni, dimas juga digosipin deket sama ika, terus ricky juga punya hubungan yg nggak jelas apa namanya sama temen kita juga, okti.
tapi sekarang udah nggak kayak gitu lagi.
zeni sih masih deket sama ipan tapi putus nyambung gitu,
kalo okti memutuskan untuk move on dan LDR an sama cowok batu raja yang aku nggak pernah tau bentuk orangnya kayak apa
dan ika setelah putus sama dudung sekarang dia memilih jomblo dulu
dan yang pasti

AKU MASIH SAMA KAMUUUUU *cium fotonya*



Desember 2012
Dianterin sama dia diterminal bus waktu mau balik ke bandung itu rasanya nyesek banget.
nggak mau pergi, pengen nangis, pengen meluk pengen guling-guling dan teriak-teriak sambil bilang kalo aku nggak mau pergi.



Maret 2013

Holidaaaayyyyyy
kita liburan ke pantai lho
pertama kali pergi ke pantai sama dia,
waktu itu kita ke duta beach. walaupun nggak dibolehin sampe sore sama ibu tapi gak papa
yang penting bisa kepantai sama dia
dan... it's a amazing day


Agustus 2013
Ramadhan ke 2
bisa buka puasa sama dia lagi itu rasanya senenggggggggg bangeeeetttt

dan ini waktu kita main...


Oktober 2013

I hate to go

Jumat, 18 Oktober 2013

0 komentar
lagi lagi dan lagi
aku mempermainkan hatiku sendiri. aku yang datang dan aku juga yang pergi.
bisakah kau menahan aku agar aku bisa sedikit lebih lama menemani hari-harimu?
bisakah kau membuat aku selalu berjalan mengiringi langkahmu?
bisakah kau membuat aku berhenti dan berdiri sejenak lebih lama disisimu?

aku benci ketika aku harus melangkah pergi meninggalkanmu
dengan air mata yang meleleh deras dipipiku pun kau tetap tersenyum melepas aku pergi.

kapan jarak ini akan mendekatkan kita
aku ingin dekat dengan mu
aku tak ingin terus menerus pergi kembali pergi kembali dan pergi lagi
aku ingin tetap tinggal
disini
bersamamu


memori indah di sudut – sudut Sekolah Dasarku.

Kamis, 29 Agustus 2013

0 komentar


Senja hari ini nampak indah seolah ia ingin bercerita pada manusia.

Ingatanku masih nampak jelas, rasanya baru kemarin aku beranjak meninggalkan sekolah ini.

Yaa... baru kemarin pula rasanya aku mendengar tawa manusia – manusia itu.

Aku menyusuri rumput yang kering.

Namun bekas jejak kakiku seakan masih menapak jelas membekas diatasnya.

Ya.. sudah 6 tahun lebih ternyata aku meninggalkan masa – masa ini.

Dan kini aku merindukannya.


Segala cerita yang selalu tersisa

Ketika lorong kelas menggemakan tawa kami yang berlarian

Ketika kantin menyuarakan mulut-mulut manusia yang kelaparan.

Ketika wc menceritakan tentang bau yang tidak sedap dan air yang tak kunjung datang.

Ketika tempat parkir yang memaki sepeda sepeda yang berantakan.

Dan..

Ketika sudut – sudut sekolah yang menceritakan tentang hati yang saling mencinta



.

Mata ini seakan enggan berkedip.

Menikmati segala suguhan film drama klasik yang berputar indah dihadapanku

Aku seakan bertemu dengan mereka lagi.

Kawan – kawan ku

Sahabat-sahabatku

Daannnn...

Seakan parfumnya masih kucium sampai sekarang.

Tawanya..

Langkahnya..

Ketika aku diam-diam meliriknya ketika dia menulis.

ketika aku mengaguminya dalam setiap lamunanku.

Aku tak berharap kau ada disini saat ini.

Aku tak memaksamu untuk menyusuri sudut – sudut ini

Aku juga tak ingin memutar waktu agar aku mengejar langkahmu lagi

Toh sekarang langkah kita beriringan bukan.

Ditempat ini..

Sebuah goresan kisah manis yang tak dapat aku atau kau ingkari.

Jika kau tak mau mengingatnya,

Biarkan aku terus mengingatnya.

Menjadi kenangan manis tentang kita

Dan untuk anak cucu kita.

Apakah aku jatuh cinta lagi?

Sabtu, 27 Juli 2013

0 komentar

Aku tak begitu pandai merangkai kata menjadi runtun

Namun pena terlalu tergesa-gesa menari mengisyaratkan hati

Sedangkan aku tak menemukan abjad untuk mengeja namamu

Nyaris gila rasanya

 

Rasa hangat itu menjalar dipipi

Menarik senyuman panjang dan mata mencuri-curi pandangan tanpa seizinku.

Ah..

Manis sekali

 

Kaki ini memberontak ingin lari dari tempatnya.

Melompat kegirangan dan jatuh dipelukanmu

Ketika cinta menapaki waktu dan menghiraukan jarak

Aku jatuh cinta lagi dan lagi.

Disetiap pertemuan itu,

Dalam pejamku,

Dalam ingatanku

Untuk kesekian kalinya, aku jatuh cinta pada orang yang sama.

Kamu .

Cinta Monyet

Minggu, 26 Mei 2013

0 komentar





Namaku Dian Falutfi Zahra.. aku sekarang sedang menempuh pendidikan pada salah satu perguruan tinggi di Bandung. Kali ini aku akan menceritakan kisahku dimasa lalu yang menurutku banyak hal yang memalukan.


Kisah ini berawal saat aku duduk di bangku sekolah dasar di Kota Metro. Mungkin kedengerannya aku ini anak peremuan yang kegatelan kali ya. Masa masih SD main cinta-cintaan. Kayak tau aja cinta itu apa. Makannya aku menamakan tulisan ini cinta monyet. Karena bisa dibilang AKG atau Anak Keburu Gede. 
 


Awal aku duduk dibangku kelas paling bawah, aku masih cupu secupu – cupunya manusia. Aku bahkan menghabiskan waktuku hanya untuk menghafal nama-nama temen sekelas. Dan hanya ada 3 orang orang yang udah melekat namanya di pikiran ku. Yaitu Okti, Zeni, dan Rizka. Maklum kami dulu juga mendiami taman kanak-kanak bersama. 



Setiap hari aku hanya bermain dengan mereka bertiga. Okti adalah cewek yang tomboy. Dia paling berani diantara kami berempat. Jadi kalo ada dia, kami pasti merasa aman. Zeni adalah cewek yang bisa dibilang feminin banget ya. Dia suka memperhatikan penampilannya. Waktu itu pasti kalo kesekolah rambutnya selalu diikat 2. Rizka adalah cewek yang agak kalem, dia yang paling –tidak banyak ulah- diantara kami berempat. 



Dikelas pertama ini memang kami habiskan untuk bermain dan diselingi dengan belajar. Bukan belajar diselingi dengan bermain. Hahahha



Dan dikelas ini pula aku merasakan rasanya mendapat peringkat pertama. Aku berusaha untuk mempertahankan peringkatku. Tapi apa daya, posisi terbaikku direbut oleh anak laki-laki yang bisa dibilang dia pinter ya,.


Sejak saat itu aku hanya mentok di peringkat 2. Dan saat itu juga dia jadi musuh terberatku.
 

Ngomong-ngomong aku belum memperkenalkan namanya siapa ya, oke.. namanya Annas. Udah.. cukup gitu aja.
 


Dikelas 2, dia semakin menebarkan sayap-sayapnya. Merangkul semua guru dan wanita – wanita yang ada dikelas. Cuiiiihh. 



Bukanya cemburu lho ya, tapi gimana ya... agak nggak suka aja kalo aku kalah dari dia



Dan ada yang lebih parahnya lagi. Aku sebangku sama dia. Ya Allah...
 

Hal yang paling aku suka kalo pembagian rapor pada semester terakhir. Selain mengira – ngira naik kelas atau tidak dan siapa yang bakal tinggal dikelas, aku juga penasaran.. emmm   
Kira-kira siapa ya yang bakal dapet peringkat pertama.

Pengumuman peringkat 3 besar dan pembagian hadiah selalu dilakukan di lapangan sekolah. Disaksikan seluruh siswa, dewan guru dan warga sekolah lainnya.

Inilah yang selalu membuatku bangga dan ketagihan untuk selalu mendapatkan peringkat setiap tahunnya. 


Sialllllll !


Lagi – lagi aku peringkat 2 dan dia peringkat pertama. Berdiri disebelahnya saat menerima pembagian hadiah rasanya bener-bener nggak ikhlas.

“Harusnya aku yang dapet peringkat pertama” dalam hati teriak-teriak kayak gitu sambil nangis guling-guling. Dalam hati loh ya, kalo kenyataannya ya nggak gitu juga kali.


Dia melirikku sambil mengeluarkan senyum iblis nya. Yang kayaknya senyumnya itu bilang gini “selamat ya dapet peringkat 2”  kalo liat dia senyum kayak gitu rasanya pengen aku cekik itu orang. 


Semakin tingginya kelas semakin banyak yang menggilai dia. Yang kalo nggak salah saat itu ada satu anak perempuan yang nempelin dia terus. Namanya Ipah. Rambunya item dan keriting, badannya lumayan tinggi. Dialah paling frontal dan nggak malu-malu nunjukkin kalo dia suka sama si nomer 1 dikelas itu. 


Ada satu kejadian yang masih aku inget jelas. Waktu itu aku lagi ngobrol sama Annas. Ntah apa yang waktu itu kita obrolin, udah lupa *maklum udah lama*. Dengan tanpa dosa wanita jadi-jadian itu datang tanpa diundang. Langsung aja ngeluarin sapu tangan dari sakunya dan basuh keringatnya Annas yang bercucuran. Maklum Annas agak berlebih dalam memproduksi keringat. 

Tapi dia nggak bau tuh, dia malah wangi lho.
*eh eh ini malah bahas apa sih. balik ke cerita*


Ngeliat kejijikan didepan mataku itu rasanya pengen muntah-muntah deh pokoknya. Apa-apaan coba. Takut bener itu cowok aku rebut, ambil aja sana ambil. Lebih kurang kayak gitu perasaan ku. 


Yang paling mengejutkan itu, mereka berdua *iya Annas sama Ipah. Sapa lagi* sama-sama dapet peringkat pertama. 

“Mentang-mentang duduk sebangku, peringkatnya juga sama. Jangan-jangan Ipah nyontek Annas tuh” curhat ku kepada 5 sahabatku.


Ya,. Aku punya 5 sahabat terbaik.Yaitu Okti, Zeni, Rizka, Ratih dan Tia. Kami selalu menghabiskan waktu bersama-sama. *bahkan sampai saat ini loh. prok prok prok*


Sepertinya juga diantara kami berlima, ada yang menyukai laki-laki yang sama. Kayaknya Okti dan Zeni sama-sama merebutkan... ya sapa lagi kalo bukan. Tau kan? tau kan?


Akhirnya makhluk yang namanya Ipah itu angkat kaki dari sekolah. Dia pindah sekolah. Dimana dan kenapanya aku nggak tau dan nggak berusaha cari tau. Yang jelas aku seneeeengggg banget *ntah kenapa seneng aja* *laugh devil*


Langsung ceritanya lompat ke kelas 5 aja deh ya, agak capek ngetiknya nih.


Oke dikelas 5 banyak cewek yang mulai –menampakkan kesukaannya- sama Annas. Bahkan sahabatku sendiri Okti dan Zeni secara terang-terangan menunjukkan rasa sukanya. 


Astagaaaaa.....o.O
 

Okti si tomboy yang nyaris laki itu bahkan sering membuat keributan-keributan kecil hanya untuk sekedar menarik perhatian Annas. Bahkan dia sering menceritakan hal-hal yang dia lakukan itu. Sebagai pendengar, aku cukup paham, bahkan paham banget kalo Okti suka sama Annas. 


Sejak saat itu aku sadar. Aku hanya pemeran figuran yang tidak punya kedudukan penting hanya untuk bisa dilirik sama Annas. Sekedar untuk mencari masalah agar aku bisa berlarian bersamanya pun aku tak mampu.


Aku nggak tau kapan rasa kesel dan benci karena peringkat ku direbut olehnya itu menjadi rasa yang awalnya kagum menjadi rasa yg aku nggak tau apa namanya. 


Waktu itu aku bener-bener bingung. Aku harus cerita sama siapa. Nggak mungkin aku cerita sama sahabat terdekatku Okti atau Zeni. Aku bisa di bunuh atau ditelan hidup-hidup kalo aku bilang aku juga su.... ah sudah lah.



Mereka sahabatku. Aku juga bahagia kok kalo salah satu diantara mereka mendapatkan Annas. 


Perlahan-lahan Zeni mundur, dia tampaknya dekat dengan temen sekelas juga. Namanya Ipan, lengkapnya M. Irfan Syah. Mungkin Zeni nyerah soalnya nggak ada titik terang buat dapetin dia. Akhirnya peluang Okti untuk mendapatkan Annas semakin besar. Ia ‘merasa’ tidak punya saingan. Jadi dia semakin leluasa.


Suatu hari saat pulang sekolah. Ntah ada angin apa, Annas sengaja pulang lewat arah yang sama dengan ku. Sepeda kami melaju dengan tidak terlalu kencang sambil menceritakan hal-hal yang tidak penting.  


Bahkan saat itu bibirku terlalu lancang, aku bilang kalo Okti suka sama dia. Dia kayaknya cuma diem aja waktu itu. Itu yang buat aku makin penasaran sama dia.
                                                                                                                            

Jelas-jelas dari dulu banyak yang suka sama dia tapi kenapa nggak ada yang ‘berhasil’ dapatin dia. Bahkan dia sering digosipin dekat dengan benyak cewek tapi lagi-lagi nggak ada yang dapet ‘status’ sebagai pacarnya. 


Jadi siapa yang sebenernya dia suka?? Itu yang buat aku semakin penasaran dan juga bingung.


Semakin dekat dengan rumah Okti aku nyuruh dia untuk jalan lebih dulu. Biar Okti nggak ngira kita pulang bareng. Akhirnya dia ninggalin aku yang masih nampak bodoh diatas sepeda.”kenapa aku bilang kalo Okti suka sama dia? Bodoh bodoh bodoh” 


Aku melewati rumah Okti seperti pencuri yang berhasil mengambil sekeping uang emasnya yg paling berharga. 
 
Syukurlah dia nggak tau. Huuuffftttt.


Ternyata dugaanku salah. Dia tau kalo aku pulang sama Annas. Dia marah. Dia menuduh aku merebut Annas dari dia. Jujur, aku (lagi-lagi) terpojok. Selalu aja aku dituduh merebut Annas. Padahal Annas juga nggak suka sama aku. Pokoknya selalu aku yang disalahkan.



Sejak saat itu Okti mulai jarang menceritakan perasaannya tentang Annas. Mungkin dia masih kesel sama aku. 


Suatu hari Okti sakit dan nggak masuk sekolah. Hal yang aku inget dia pengen banget dijengukin sama Annas. Akhirnya aku maksa Annas buat jengukin okti dirumahnya. Ya.. kami datang berdua kerumah Okti. 

Senyum Okti lebar banget waktu itu. Rasa bahagianya meletup – letup karena dapet perhatian yang lebih dari Annas. Kami masuk kekamar Okti. Seperti biasa, Annas selalu buat kekacauan. Kamar Okti dibuatnya berantakan. 

Aku memilih pulang, aku sadar kehadiranku disana hanya pengganggu yang harus disingkirkan. Tapi lagi-lagi aku harus memaksa bibirku untuk melempar sedikit senyuman ke sahabat terbaikku itu. 

Kenaikan kelas ketingkat teratas di Sekolah Dasar ini cukup mengejutkan.


Annas pindah sekolah.



Ntah kenapa yang jelas tidak ada yang tau alasan kepindahan dia. Ada rasa senang dan juga..sedih...


Aku senang karena saingan terberatku hilang, tapi aku juga sedih.  Ntah kenapa aku juga nggak tau. 


Sejak saat itu selera belajarku agak hilang. Secara nggak langsung dia membuat aku bersemangat untuk belajar biar dapet peringkat pertama. Tapi waktu dia nggak ada, ada sesuatu yang kosong. Disini. Dihatiku.



Rasa nggak adil, nggak terima semua bercampur jadi satu. Dia ninggalin aku disini. Tanpa alesan yang jelas kenapa dia mendadak pergi.


AKU BENCI DIA.


Tiga tahun berjalan. Walaupun rumah kami tidak terlalu jauh tapi kami seperti 2 manusia yang tidak saling mengenal. 


Sampai akhirnya, aku menemukan dia lagi. Di SMA.
Dan dia.. KAKAK KELASKU.


Rasa benci itu masih ada.  Kami tidak pernah bertegur sapa. Berperan sebagai orang asing yang tidak pernah kenal dan berpura-pura tidak pernah mengalami masa lalu yang sama.
 
Munafik memang..

Sebagian besar masa lalu ku ada DIA. Dan kini aku berpura-pura tidak mengenalnya. Itu terlalu berat buat aku.



Tahun demi tahun berlalu...
Bahkan aku sudah tidak ingin membahas masa lalu itu lagi. Terlalu rumit untuk dijabarkan dan dijelaskan. Bahkan juga sulit diceritakan dalam bentuk tulisan.


Aku kini sudah menjalin hubungan dengan laki-laki yang aku cintai. Melupakan semua masa lalu itu. Hanya sesekali saja aku ingin mengingatknya. Karena laki-laki ku tidak ingin aku mengingatnya lagi. Hidup harus terus berjalan kan?


Dia seorang Customs. Dan aku sayang sama dia. 
Walaupun kami harus LDR tapi kami saling menjaga satu sama lain.
Dia bernama ANNAS AMIRUDDIN.
Ya.. dia kembali padaku.

Filosofi Lily

Kamis, 09 Mei 2013

0 komentar
Aku suka banget sama bunga ini, bunga Lily. Kalo kebanyakan orang suka sama bunga mawar dan lebih memilih mawar, maka aku akan tetap pilih lily. hehhee

Ada cerita tentang bunga lily loh...

begini ceritanya...




Dikisahkan, di tepian tebing yang terjal, tumbuhlah setangkai tunas bunga lily. Saat tunas bunga lily mulai bertumbuh, dia tampak seperti sebatang rumput biasa. Tetapi, dia mempunyai keyakinan yang kuat, bahwa kelak dia pasti akan tumbuh menjadi sekuntum bunga lily yang indah.

Rumput-rumput liar di sekitarnya mengejek dan menertawakannya. Burung-burung dan serangga pun menasihatinya agar tunas lily jangan bermimpi menjadi bunga. Mereka pun berkata, “Hai tunas muda, sekalipun kamu bisa mekar menjadi kuntum bunga lily yang cantik, tetapi lihatlah sekitarmu. Di tebing yang terpencil ini, biarpun secantik apa pun dirimu kelak, tidak ada orang yang akan datang melihat dan menikmati keindahanmu.”

Diejek seperti itu, tunas bunga lily tetap diam dan semakin rajin menyerap air dan sinar matahari agar akar dan batangnya bertumbuh kuat. Akhirnya, suatu pagi di musim semi, saatnya kuncup pertama pun mulai bertumbuh. Bunga lily merasa senang sekali. Usaha dan kerja kerasnya tidak sia-sia. Hal itu menambah keyakinan dan kepercayaan dirinya.

Dia berkata kepada dirinya sendiri, “Aku akan mekar menjadi sekuntum bunga lily yang indah. Kewajibanku sebagai bunga adalah mekar dan berbunga. Tidak peduli apakah ada orang yang akan melihat atau menikmati keberadaanku. Aku tetap harus mekar dan berbunga sesuai dengan identitasku sebagai bunga lily.”

Hari demi hari, waktu terus berjalan. Akhirnya, kuncup bunga lily pun mekar berkembang-tampak indah dan putih warnanya. Saat itulah, rumput liar, burung-burung, dan serangga tidak berani lagi mengejek dan menertawakan si bunga lily.


Bunga lily pun tetap rajin memperkuat akar dan bertumbuh terus. Dari satu kuntum menjadi dua kuntum, berkembang lagi, terus dan terus berkembang, semakin banyak. 


Sehingga jika dilihat dari kejauhan, tebing pun seolah diselimuti oleh hamparan putih bunga-bunga lily yang indah. 


Orang-orang dari kota maupun desa, mulai berdatangan untuk menikmati keindahan permadani putih bunga lily. Dan tempat itu pun kemudian terkenal dengan sebutan “Tebing Bunga Lily.”



Cerita semangat bunga lily ini menginspirasikan kepada kita, saat kita mempunyai impian, ide, keinginan, atau apapun yang menjadi keyakinan kita untuk diwujudkan, jangan peduli ejekan orang lain! Jangan takut diremehkan oleh orang lain! Tidak perlu menanggapi semua itu dengan emosi, apalagi membenci. Justru sebaliknya, tetaplah yakin dan berjuang dengan segenap kemampuan yang kita miliki. Buktikan semua mimpibisa menjadi nyata.

Hanya dengan bukti keberhasilan yang mampu kita ciptakan, maka identitas kita, jati diri kita, lambat atau cepat pasti akan diakui dan diterima; selaras denganpepatah yang menyatakan: “A great pleasure in life is doing what people say, you cannot do.” Kepuasan terbesar dalam hidup ini adalah mampu melakukan apa yang dikatakan orang lain tidak dapat kita lakukan.

Dan aku ingin.. suatu hari nanti.. ya.. suatu hari nanti.. bisa ketempat yang penuh dan dikelilingi bunga lily.. bersama DIA, imamku.


ARTI BUNGA LILY 
Bunga Lily diasosiasikan sebagai lambang bintang, matahari, dan bunga yang mekar.
Bunga Lily juga melambangkan suci , manis, sederhana, rapuh, dan cantik.

Secara umum bunga Lily berarti : kemurnian, kesopanan, suci. Berikut adalah arti bunga Lily sesuai dengan warnanya :


Putih : pengabdian, persahabatan, simpati, mulia, murni, suci




Merah Muda : kekayaan dan kemakmuran

 



Orange : kebencian, penghinaan, kesombongan




 Kuning : kebohongan, kepalsuan, keriangan



Ini bunga lily lainnya